Berbagai Pandangan tentang stoikisme, tidak semua orang cocok !

Berbagai Pandangan tentang stoikisme, tidak semua orang cocok !

Sobat sedang mencoba mempelajari filosofi stoik dalam kehidupan sehari-hari, namun bingung dan malah memiliki perasaan aneh dalam penerapannya?

Saya bilang itu hal wajar. Stoic adalah salah satu ilmu filsafat, kalau di telaah secara mendalam mungkin sobat akan menemukan bahasa-bahasa yang sulit dipahami. jika ilmu filsafat menjadi salah tafsir maka bisa menimbulkan kebingungan. Tips saya mungkin cari referensi seperti buku-buku stoic yang sudah diadaptasikan ke kata-kata atau kalimat yang mudah dimengerti.

Saya sendiri tidak mempelajari sampai terlalu dalam ke istilah-istilah yang sulit di mengerti. Karena tujuan utama saya mempelajari filosofi ini tidak sampai ke masalah-masalah terkait emosi (bahagia, sedih, panik, datar dll) tapi lebih bagaimana menggunakan respon yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan produktifitas dalam menunaikan tugas sehari-hari.

Stoic untuk kebahagiaan atau Stoic untuk Produktivitas ?

Pada Halaman about usĀ situs ini, Saya telah mengutarakan secara prinsip filosofi stoic, yaitu dimana stoic adalah filosopi yang mengkondisikan pikiran bahagia, mengambil hal-hal yang terkendali dan meningggalkan hal-hal yang diluar kendali.

Karena kebahagiaan adalah hal sangat subjektif, relatif dan situasional, dimana level setiap orang untuk mendapatkan atau mempertahankan kebahagiaan adalah berbeda-beda, maka stoic adalah filosofi yang secara prinsip mudah dimengerti tetapi sangat sulit dipraktekan.

Level kebahagiaan banyak dipengaruhi faktor, biasanya dipengaruhi umur kedewasaan, hormonal, lingkungan, kesehatan fisik dan rohani. Sedangkan pendekatan stoic ialah melalui pikiran, berbagai macam pikiran yang ada pada manusia sebagai subjek yang memiliki multifaktor diatas sulit seragam, maka penerapan stoic untuk mendapatkan kebahagiaanpun akan sangat sulit untuk diseragamkan hasilnya

Daripada saya mencoba meyakinkan sobat bagaimana caranya bahagia dengan filosofi stoic dengan tulisan-tulisan saya, lebih baik saya mecoba memberikan tulisan-tulisan mengenai penerapan stoic untuk mempertahankan atau meningkatkan produktifitas.

Mengambil informasi yang terkendali dan meninggalkan informasi yang diluar kendali

Dimana.. sebagaimana yang kita ketahui sekarang adalah jamannya banjir informasi… bukan jaman kekurangan informasi seperti di era sebelum internet, tv, atau hp ada.

Otak manusia itu adalah organ fisik yang membutuhkan asupan energi untuk mengatur berbagai fungsi biologis. Selain itu ada batas penggunaan energi setiap hari, saya menyebutnya kuota energi otak. Saat kuota energi otak hampir habis, otak akan membutuhkan istirahat agar sel-selnya mampu bekerja dan menggunakan kuota energi lagi. Jadi maksudnya jika sobat kasih asupan energi dari makanan untuk otak secara terus menerus pun percuma karena otak belum siap memakai kuota energi lagi. sel-sel otaknya gak bisa lari terus-terusan sob.

Nah di jaman banjir informasi ini, jika otak tidak mampu menyortir mana informasi yang harus di proses dan mana yang tidak. Terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat akan menguras kuota energi untuk otak. Saya sempitkan makna “informasi yang tidak bermanfaat” maksudnya informasi yang tidak bisa diproses lebih lanjut dalam bentuk respon sikap, ucapan dan bahkan tindakan.

Artinya informasi yang tidak bermanfaat yang saya maksudkan diatas adalah informasi diluar kendali kita. Dengan begitu ini selaras dengan prinsip stoic yaitu “bagaimana cara mengambil pikiran yang terkendali dan meninggalkan pikiran yang diluar kendali”.

Namun penerapan stoic saya bukan secara luas tentang mengkondisikan kebahagiaan, tapi lebih spesifik tentang mengkondisikan produktifitas. Jadi filosofi stoic saya ialah

“bagaimana cara mengambil informasi yang terkendali dan meninggalkan informasi yang diluar kendali”

Semakin otak kita pandai mengambil informasi yang terkendali mudah-mudahan otak menjadi lebih efektif dalam menggunakan kuota energinya, sehingga tidak mudah terkena serangan overthinking, hang atau bahkan yang mengerikan yaitu burn out.

Jika kita bisa terhindar dari hal-hal demikian niscaya kita bisa menjadi pribadi yang memiliki keseimbangan antara tubuh dan pikiran dalam penggunaan kuota energinya masing-masing setiap hari.

Nah itu pandangan saya terkait filosofi stoic dan bagaimana penerapannya yang memang cocok saya lakukan. Ini terbukti berhasil bagi saya untuk bisa mempertahankan atau meningkatkan produktifitas

Berbagai Pandangan Stoic dari netizen

Sebelum sobat memberikan pandangan terkait stoic ini, mungkin sobat bisa melihat pandangan beberapa netizen berikut ini

stoic itu apa
sumber : klik gambar

 

stoic itu apa
sumber: klik gambar

 

sumber lebih lengkap : klik gambar

Karena stoikisme sangat menyangkut pikiran atau perasaan bahagia. Seperti yang saya utarakan sebelumnya bahwa kebahagiaan adalah hal yang relatif, maka jika tujuan stoic adalah untuk mendapatkan kebahagiaan, maka hasilnyapun relatif. Bisa dikatakan tidak semua orang cocok menerapkan stoic jika tujuannya mendapatkan kebahagiaan

lebih baik sobat coba menerapkan stoic untuk mengkondisikan produktifitas seperti saya

Yaitu bagaimana memfilter informasi dari luar, bukan mencoba mengekang pikiran atau emosi yang keluar. Pikiran dan emosi adalah hal yang relatif, spontan dan natural. Biarkan saja mengalir apa adanya, jika otak pandai memfilter informasi yang baik bagi kita, maka aliran respon emosi dan pikiran yang keluar pun akan mengikuti

Di artikel-artikel selanjutnya saya akan menerapkan prinsip stoic pada suatu informasi, berita, fenomena sosial atau hal apapun yang bisa diambil manfaatnya dengan prinsip stoic ini sehingga manfaat tersebut bisa membunuh pikiran-pikiran yang tidak berguna, sehingga sobat bisa menjadi pribadi yang bisa mempertahankan atau meningkatkan produktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Bisa juga artikel-artikel saya dalam kategori stoic hanya sebagai hiburan atau wawasan saja itu terserah sobat juga

Bagaimana pandangan sobat mengani filosofi stoic ? bisa di tulis di kolom komentar ya ..

terimakasih.. sampai jumpa di artikel stoic selanjutnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *